REMAJA MINIM CONTOH TELADAN!
Saat
ini teknologi telah maju dan berkembang dengan pesat. Sehingga sarana informasi
dan komunikasi sudah sangat luas. Hal ini menyebabkan setiap orang dengan mudah
mengakses informasi dari mana saja.
Dengan fasilitas ini, maka setiap orang dengan mudah mengakses dan
mengirim data apa saja yang diinginkan, khususnya pada internet. Oleh sebab itu
banyak pihak yang memannfaatkan fasilitas ini dengan baik.
Seperti
Halnya dengan remaja, mereka dapat memanfaatkan fasilitas tersebut sebagai
sarana untuk belajar. Namun, karena kondisi remaja yang masih labil dan begitu
banyaknya informasi yamg tersedia, cenderung mendorong remaja untuk
memanfaatkan fasilitas tersebut kearah yang negatif. Mereka selalu terpengaruh
kepada hal-hal yang seharusnya tidak mereka lihat dan contoh. Pengangaruh
negatif itulah yang nantinya akan merusak pikiran dan mental remaja.
Remaja
dan anak saat ini minim contoh teladan. Mereka selalu mencontoh hal-hal yang
semestinya mereka tidak contoh. Hal itu disebabkan kurangnya contoh yang baik. Media yang tersedia saat ini lebih menekankan
pada kualitas medianya, sedangkan kuantitas media selalu diabaikan. Media
Informasi hanya menonjolkan visual agar mampu menarik perhatian sedangkan pesan
edukatif hanya disyaratkan secara sepintas. Sehingga remaja dan anak kurang
memahi contoh teladan media. Hal inilah yang perlu dikaji secara mendalam dan menjadi
perhatian secara serius.
Peran
orang tua dalam hal ini sangat dibutuhkan. Orang tua merupakan fungsi kompleks
dalam membina anak khususnya diusia remaja. Namun sebagian besar orang tua
menitik beratkan anaknya pada pendidikan saja. Mereka hanya mampu memberi
contoh tapi tapi tidak mampu menjadi contoh teladan bagi anaknya. Orang tua
sepatutnya menuntun anaknya menuju ke jalan yang benar. Meski begitu, orang tua
dalam hal ini Ibu dann Ayah tidak boleh mendikte anak untuk mengikuti jalan
hidupnya. Sesungguhnya anak bersumber dari orang tua, tapi bukan milik mereka.
Anak mepunyai hidup dan jalan hidup tersendiri yang akan ditentukannya.
Terlepas
dari peran orang tua, pemerintah juga memiliki andil dalam pengembangan
generasi muda. Pemenrintah melalui sarana pendidikannya harus lebih peka
terhadap karakter seorang remaja. Pemerintah harus lebih fleksibel dalam
mendidik ramaja. Pemerintah sebaiknya memberikan ruang yang bebas kepada remaja
untuk mengembangkan karakter dan skill yang mereka miliki. Namun ruang yang diberikan kepada remaja
adalah ruang yang bebas terikat. Artinya, diberi kebebasan mengembangkan diri
namun tetap dalam bimbingan intensif dan relevan.
Olehnya
itu wadah pengembangan dan pengekspresian diri di sekolah harus diperhatiakan
secara serius. Seperti halnya dengan Palang Merah Remaja (PMR), sering kali
kurang mendapat kepededulian dari pihak sekolah dan pemerintah. Padahal dengan
adanya PMR dengan pembinaan yang baik, maka akan membentuk generasi muda yang
mampu memberi contoh sekaligus menjadi contoh teladan di sekolah. PMR
sepatutnya menjadi contoh baik dari segi gaya hidup sehat, kepemimpinan maupun
prestasi akademiik. Namun, hal tersebut tidak bisa lepas dari pribadi
masing-masing anak dan remaja. Karena segala sesuatu berawal dari hal kecil dan
diri sendiri.
Remaja
adalah masa depan bangsa. Maka dari itu mulai dari sekarang pembinaan generasi
muda harus lebih diperhatikan dan digalakkan. PMR, orang tua, pendidik,
pemerintah dan segala aspek yang terkait harus menjadi concoh telaladan, bukan
hanya mampu memberi contoh.
“KALAU BUKAN KITA, SIAPA
LAGI?
KALAU BUKAN SEKARANG, KAPAN LAGI?”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar